Tubuh Manusia Yang Subtil
Written by Zona Netral Community
Wednesday, 06 February 2008
Energi lapisan tubuh manusia sangatlah halus yang terdiri dari : fisik, emosi, mental, intuisi, atma, monad dan ilahi. Kini melalui penelitian, fenomena tersebut diketahui. Terdapat sejenis energi berupa gelombang elektromagnetik yang menyelubungi tubuh manusia dengan panjang gelombang dan frekwensi tertentu.
Penjelasan singkat mengenai energy murni semakin memperjelas kita bahwa kejadian-kejadian ghaib dapat diterangkan secara ilmiah dan logis. Suatu yang pernah diucapkan guru-guru spiritual dan dianggap sebagai sesuatu yang bersifat supranatural, ghaib, spiritual ternyata tidak terlepas dari fenomena tubuh fisik yang dieksprementasikan. Sains modern telah mengetahui tubuh manusia sangat rumit dan menyimpan kekuatan yang sangat besar. Aura manusia misalnya, sainergis (selaras) dengan energi semesta alam semesta sehingga seseorang bisa menyerap sesuai dengan kebutuhan, kekuatan yang dihasilkannya pun hampir tanpa batas. Untuk kekuatan tubuh, kesehatan, kecerdasan, pengobatan bahkan untuk hal-hal yang dahulu secara ilmiah dianggap mustahil.
Dalam Al Qur'an kita bisa renungkan firman Allah yang artinya: “...bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan. Dia adalah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajari (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya....” (QS: 95: 1-5). Dahulu kita mungkin belum mengetahui penjelasan sebuah fenomena dengan benar. Seiring berjalanya waktu, dengan izin Tuhan yang maha mengajari, kita berhasil menguak misteri fenomena tersebut. Isyarat yang lain kita temukan dalam firman Allah. “.... bahwa langit dan bumi itu dahulu sesuatu yang pada kemudian kami pisahkan keduanya...” (QS: 21:30). Sesungguhnya, kita hidup pada suatu wilayah energi, di dalam lautan energi alamsemesta.
Pembahasan sekarang kita fokuskan pada permasalahan energy. Karena sebenarnya untuk memahami hal ini diperlukan sebuah kerangka konsep yang menerangkan keberadaan alam semesta secara keseluruhan. Kita harus beralih pada ilmu fisika modern. Dalam bidang ini, sebagian ilmuwan bahkan mengklaim bahwa suatu saat fisika akang menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai Theory of Everything (TOE). Mereka sesumbar bahwa tidak ada peristiwa apapun di alam semesta ini yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah oleh mereka. Pada satu sisi, mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan pengetahuan ini. Akan tetapi, di sisi lain, kita pun menyadari keterbatasan pengetahuan kita dibandingkan dengan Allah yang Maha Tahu. Kemajuan akal manusia di bidang ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana untuk lebih menyakini keberadaan Tuhan melalui tanda-tanda-Nya.
Baiklah, kita bahas terlebih dahulu secara singkat permasalahan ini, agar fenomena tersebut bisa kita pahami. Energi, bisa dilihat dari sberbagai sudut pandang. Secara filosofis, ia bisa disebut sebagai unsur kehidupan dan kekuatan, baik dalam skala makrokosmos (alam semesta, maupun dalam skala mikrokosmos (para makluh ciptaan Allah SWT), yang setiap saat berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Dalam pengertian fisika, energi adalah suatu kekuatan atau tenaga, suatu gerakan aktif yang terus-menerus terjadi. Dinyatakan dengan persamaan matematis E = MC kuadrat, dimana M adalah massa materi dan C adalah kecepatan cahaya.
Wawasan astroniomi dan astriofisika telah mengenal berbagai sumber energi dalam tatanan sistem matahari kita sebagai energi kosmos; yang termasuk ke dalam golongan energi makrokosmos. Di antara contohnya adalah energi matahari, energi lubang hitam, energi tarik-menarik antarplanet, energi kinetikl dari berbagai gelombang elektromagnetik di alam semesta, energi kinetik asteroid dan energi metafisika. Beberapa sumber energi lain termasuk energi kosmik yang digolongkan sebagai energi mikrokosmos, diantaranya energi gelombang laut, energi kinetik angin, energi cahaya matahari, laser, atom dan nuklir, energi fusi dinmgin, bahan bakar fosil, gas, energi suara, energi gelombang mikro, energi subsonik-energi supersonik dan energi bio (tenaga dalam).
Selanjutnyaq, dalam fisika kita mengenal hukum kekelan energi. Hukum ini menyebutkan bahwa energi alam semesta ini bersifat konstan. Tidak ada energi yang hilang menurut besaran energi semesta. Energi hanya bertranformasi/beralih dari satu bentuk ke bentuk yang lain ketika terjadi interaksi antara dua atau lebih jenis energi.
Dengan demikian, bila kita kaji penampilan diri kita, mulai dari pakaian, udara yang kita hisap, makanan dan minuman yang kita nikmati, demikian juga tempat yang kita dudukin, pada dasarnya adalah suatu energi dalam wujud dan bentuk yang berlainan. Energi yang bertranformasi sesuai dengan ketentuan-Nya.
Dilihat dari parameter besaran ruang dan waktu, dua golongan besar energi di atas, makrokosmos dan mikrokosmos diketahui selalu berinteraksi setiap saat. Kedua energi yang berinteraksi ini akan membentuk energi lain dengan sifat berbeda, mengikuti “hukum kekelan energi” . proses transformasi ini disiratkan Allah dalam Al Qur'an, “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.....” (QS. 21;30). Interaksi yang terus menerus disiratkan oleh ayat yang menerangkan bahwa langit (semesta) ini terus berkembang. “... dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami dan sesungguhnya. Kamilah yang meluaskannya...”. (QS. 52: 47). Hal ini pun diakui oleh sains modern yang menyebutkan bahwa proses pengembangan alam semesta terus berlanjut.
Kemudian, setiap jenis energi ini, akan memancarkan gelombang – gelombang “elektromagnetik”. Gelombang ini memiliki karakter panjang gelombang maupun besaran frekwensi yang berbeda-beda. Pada saatnya nanti, rekayasa teknologi terhadap karakter gelombang el;ektromagnetik ini dapat memberikan manfaat pada tujuan penggunaan teknologi, sesuai dengan energi dari jenis energi lain.
Seringkali energi ghaib disebut-sebut sebagai energi metafisik, suatu pancaran dari para makluh penghuni bumi, maupun penghuni alam semesta dan termasuk pancaran energi dari benda-benda langit lainnya.
Pancaran energi dari para makluh ghaib ini pun memiliki karakter, besaran panjang gelombang dan besaran frekwensi yang berlainan (dua besaran ini merupakan parameter utama yang selalu dimiliki oleh setiap energi apapun di alam ini). Dalam proses interaksi dengan pancaran energi metafisik ini, tubuh manusia akan diselimuti, sesuai dengan kontur tubuh. Energi metafisik yang menyelubungi tubuh inilah sebenarnya yang dikenal sebagai aura.
Dalam pengertian yang sederhana, energi metafisik adalah energi yang tidak diketahui keberadaannya, namun diyakinin adanya. Keyakinan ini tumbuh bersamaan dengan munculnya keyakinan manusia dalam ajaran agama. Ada juga yang tumbuh kemudian, baik secara instingtif maupun melalui berkembangnya ilmu pengetahuan alam dan pengamatan alam atas gejala-gejalanya, yang diduga akan menimbulkan dampak interaksi energi pada dirinya.
Energi metafisik (aura) ini pada umunya adalah energi alam di sekeliling kita, termasuk didalamnya adalah energi makluh-makluh gaib. Setiap makluh bernyawa, flora maupun fauna; memiliki energi sesuai dengan besaran energi masing-masing. Demikian juga benda mati atau benda padat, pancaran energinya akan terlihat melalui rekaman kamera kirlian atau kamera Aura 3000,
Pada diri kita, energi metafisik ini berada pada sekujur tubuh, menyelubungi dan menyelimuti kontur tubuh. Pada umunya aura ini kehadirannya tidak kita sadari. Pancaran aura, terekspresikan sebagai mpendar cahaya dengan berbagai variasi lapisan berwarna, sesuai dengan tinggi rendahnya frekwensi dan panjang gelombang yang dipancarkan. Peningkatkan intensitas aura pada tubuh kita sangat dimungkinkan. Dengan meningkatkan kemanpuan rekatasa dalam olah gerak dan olah nafas agar terbuka kesiapan dalam menerima interaksi dengan energi alam.
Aura ini adalah pancaran energi yang nyata-nyata telah dianugerahkan-Nya kepada kita bermanfaat sebagai tirai selubung tubuh terhadap gangguan energi negatif dari luar sistem tubuh kita. Namun ketebalan aura ini sangat relatif, bergantung pada upaya kita sendiri dan atas kehendak-Nya.
Simak dan renungkan firman Allah ini, “.... bagi manusia ada sesuatu (malaikat) yang mengikutinya bergantian di depan dan dibelakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah...” (QS. 13:11). Ayat ini dapat diungkapkan lebih mendalam lagi maknanya, sehingga akan jelas hubungannya dengan kenyatraan aura yang ada.
Akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa tubuh yang subtil berikut istilah lain yang sebelumnya dianggap sebagai fenomena spiritual atau supranatural harus mendapatkan pendefinisian baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Merujuk pada fisika modern, biologi, kimia, psikologi modern dan ilmu-ilmu sains lainnya. Bukan dalam artian untuk mempersempit pemahaman, tetapi lebih kepada usaha pendayagunaan akal manusia secara bener. Juga bukan dimaksudkan untuk menghapuskan kenyataan Maha Gaib atau Tuhan tetapi lebih pada pem,bersihan paham – paham yang salah atas sebab – sebab kejadian, sejauh kemanpuan yang diberikan pada manusia. Apa jadinya nanti kalau kita mengatakan bahwa sebuah kejadian yang semata-mata karena kekuasaan Tuhan ternyata bisa memasuki ruang eksprerimen dan bisa dibuktikan atau digunakan oleh seluruh manusia? Apa jadinya bila sebuah fenomenma dikatakan ghaib atau spiiritual dan hanya bisa diketahuii secara spiritual dan hanya bisa diketahui secara spiritual pula, ternyata ditemukan sarana material eksprerimen untuk mengetahui?
Written by Zona Netral Community
Wednesday, 06 February 2008
Energi lapisan tubuh manusia sangatlah halus yang terdiri dari : fisik, emosi, mental, intuisi, atma, monad dan ilahi. Kini melalui penelitian, fenomena tersebut diketahui. Terdapat sejenis energi berupa gelombang elektromagnetik yang menyelubungi tubuh manusia dengan panjang gelombang dan frekwensi tertentu.
Penjelasan singkat mengenai energy murni semakin memperjelas kita bahwa kejadian-kejadian ghaib dapat diterangkan secara ilmiah dan logis. Suatu yang pernah diucapkan guru-guru spiritual dan dianggap sebagai sesuatu yang bersifat supranatural, ghaib, spiritual ternyata tidak terlepas dari fenomena tubuh fisik yang dieksprementasikan. Sains modern telah mengetahui tubuh manusia sangat rumit dan menyimpan kekuatan yang sangat besar. Aura manusia misalnya, sainergis (selaras) dengan energi semesta alam semesta sehingga seseorang bisa menyerap sesuai dengan kebutuhan, kekuatan yang dihasilkannya pun hampir tanpa batas. Untuk kekuatan tubuh, kesehatan, kecerdasan, pengobatan bahkan untuk hal-hal yang dahulu secara ilmiah dianggap mustahil.
Dalam Al Qur'an kita bisa renungkan firman Allah yang artinya: “...bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan. Dia adalah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajari (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya....” (QS: 95: 1-5). Dahulu kita mungkin belum mengetahui penjelasan sebuah fenomena dengan benar. Seiring berjalanya waktu, dengan izin Tuhan yang maha mengajari, kita berhasil menguak misteri fenomena tersebut. Isyarat yang lain kita temukan dalam firman Allah. “.... bahwa langit dan bumi itu dahulu sesuatu yang pada kemudian kami pisahkan keduanya...” (QS: 21:30). Sesungguhnya, kita hidup pada suatu wilayah energi, di dalam lautan energi alamsemesta.
Pembahasan sekarang kita fokuskan pada permasalahan energy. Karena sebenarnya untuk memahami hal ini diperlukan sebuah kerangka konsep yang menerangkan keberadaan alam semesta secara keseluruhan. Kita harus beralih pada ilmu fisika modern. Dalam bidang ini, sebagian ilmuwan bahkan mengklaim bahwa suatu saat fisika akang menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai Theory of Everything (TOE). Mereka sesumbar bahwa tidak ada peristiwa apapun di alam semesta ini yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah oleh mereka. Pada satu sisi, mau tidak mau kita harus mengikuti perkembangan pengetahuan ini. Akan tetapi, di sisi lain, kita pun menyadari keterbatasan pengetahuan kita dibandingkan dengan Allah yang Maha Tahu. Kemajuan akal manusia di bidang ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana untuk lebih menyakini keberadaan Tuhan melalui tanda-tanda-Nya.
Baiklah, kita bahas terlebih dahulu secara singkat permasalahan ini, agar fenomena tersebut bisa kita pahami. Energi, bisa dilihat dari sberbagai sudut pandang. Secara filosofis, ia bisa disebut sebagai unsur kehidupan dan kekuatan, baik dalam skala makrokosmos (alam semesta, maupun dalam skala mikrokosmos (para makluh ciptaan Allah SWT), yang setiap saat berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Dalam pengertian fisika, energi adalah suatu kekuatan atau tenaga, suatu gerakan aktif yang terus-menerus terjadi. Dinyatakan dengan persamaan matematis E = MC kuadrat, dimana M adalah massa materi dan C adalah kecepatan cahaya.
Wawasan astroniomi dan astriofisika telah mengenal berbagai sumber energi dalam tatanan sistem matahari kita sebagai energi kosmos; yang termasuk ke dalam golongan energi makrokosmos. Di antara contohnya adalah energi matahari, energi lubang hitam, energi tarik-menarik antarplanet, energi kinetikl dari berbagai gelombang elektromagnetik di alam semesta, energi kinetik asteroid dan energi metafisika. Beberapa sumber energi lain termasuk energi kosmik yang digolongkan sebagai energi mikrokosmos, diantaranya energi gelombang laut, energi kinetik angin, energi cahaya matahari, laser, atom dan nuklir, energi fusi dinmgin, bahan bakar fosil, gas, energi suara, energi gelombang mikro, energi subsonik-energi supersonik dan energi bio (tenaga dalam).
Selanjutnyaq, dalam fisika kita mengenal hukum kekelan energi. Hukum ini menyebutkan bahwa energi alam semesta ini bersifat konstan. Tidak ada energi yang hilang menurut besaran energi semesta. Energi hanya bertranformasi/beralih dari satu bentuk ke bentuk yang lain ketika terjadi interaksi antara dua atau lebih jenis energi.
Dengan demikian, bila kita kaji penampilan diri kita, mulai dari pakaian, udara yang kita hisap, makanan dan minuman yang kita nikmati, demikian juga tempat yang kita dudukin, pada dasarnya adalah suatu energi dalam wujud dan bentuk yang berlainan. Energi yang bertranformasi sesuai dengan ketentuan-Nya.
Dilihat dari parameter besaran ruang dan waktu, dua golongan besar energi di atas, makrokosmos dan mikrokosmos diketahui selalu berinteraksi setiap saat. Kedua energi yang berinteraksi ini akan membentuk energi lain dengan sifat berbeda, mengikuti “hukum kekelan energi” . proses transformasi ini disiratkan Allah dalam Al Qur'an, “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup.....” (QS. 21;30). Interaksi yang terus menerus disiratkan oleh ayat yang menerangkan bahwa langit (semesta) ini terus berkembang. “... dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan kami dan sesungguhnya. Kamilah yang meluaskannya...”. (QS. 52: 47). Hal ini pun diakui oleh sains modern yang menyebutkan bahwa proses pengembangan alam semesta terus berlanjut.
Kemudian, setiap jenis energi ini, akan memancarkan gelombang – gelombang “elektromagnetik”. Gelombang ini memiliki karakter panjang gelombang maupun besaran frekwensi yang berbeda-beda. Pada saatnya nanti, rekayasa teknologi terhadap karakter gelombang el;ektromagnetik ini dapat memberikan manfaat pada tujuan penggunaan teknologi, sesuai dengan energi dari jenis energi lain.
Seringkali energi ghaib disebut-sebut sebagai energi metafisik, suatu pancaran dari para makluh penghuni bumi, maupun penghuni alam semesta dan termasuk pancaran energi dari benda-benda langit lainnya.
Pancaran energi dari para makluh ghaib ini pun memiliki karakter, besaran panjang gelombang dan besaran frekwensi yang berlainan (dua besaran ini merupakan parameter utama yang selalu dimiliki oleh setiap energi apapun di alam ini). Dalam proses interaksi dengan pancaran energi metafisik ini, tubuh manusia akan diselimuti, sesuai dengan kontur tubuh. Energi metafisik yang menyelubungi tubuh inilah sebenarnya yang dikenal sebagai aura.
Dalam pengertian yang sederhana, energi metafisik adalah energi yang tidak diketahui keberadaannya, namun diyakinin adanya. Keyakinan ini tumbuh bersamaan dengan munculnya keyakinan manusia dalam ajaran agama. Ada juga yang tumbuh kemudian, baik secara instingtif maupun melalui berkembangnya ilmu pengetahuan alam dan pengamatan alam atas gejala-gejalanya, yang diduga akan menimbulkan dampak interaksi energi pada dirinya.
Energi metafisik (aura) ini pada umunya adalah energi alam di sekeliling kita, termasuk didalamnya adalah energi makluh-makluh gaib. Setiap makluh bernyawa, flora maupun fauna; memiliki energi sesuai dengan besaran energi masing-masing. Demikian juga benda mati atau benda padat, pancaran energinya akan terlihat melalui rekaman kamera kirlian atau kamera Aura 3000,
Pada diri kita, energi metafisik ini berada pada sekujur tubuh, menyelubungi dan menyelimuti kontur tubuh. Pada umunya aura ini kehadirannya tidak kita sadari. Pancaran aura, terekspresikan sebagai mpendar cahaya dengan berbagai variasi lapisan berwarna, sesuai dengan tinggi rendahnya frekwensi dan panjang gelombang yang dipancarkan. Peningkatkan intensitas aura pada tubuh kita sangat dimungkinkan. Dengan meningkatkan kemanpuan rekatasa dalam olah gerak dan olah nafas agar terbuka kesiapan dalam menerima interaksi dengan energi alam.
Aura ini adalah pancaran energi yang nyata-nyata telah dianugerahkan-Nya kepada kita bermanfaat sebagai tirai selubung tubuh terhadap gangguan energi negatif dari luar sistem tubuh kita. Namun ketebalan aura ini sangat relatif, bergantung pada upaya kita sendiri dan atas kehendak-Nya.
Simak dan renungkan firman Allah ini, “.... bagi manusia ada sesuatu (malaikat) yang mengikutinya bergantian di depan dan dibelakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah...” (QS. 13:11). Ayat ini dapat diungkapkan lebih mendalam lagi maknanya, sehingga akan jelas hubungannya dengan kenyatraan aura yang ada.
Akhirnya, kita dapat menyimpulkan bahwa tubuh yang subtil berikut istilah lain yang sebelumnya dianggap sebagai fenomena spiritual atau supranatural harus mendapatkan pendefinisian baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Merujuk pada fisika modern, biologi, kimia, psikologi modern dan ilmu-ilmu sains lainnya. Bukan dalam artian untuk mempersempit pemahaman, tetapi lebih kepada usaha pendayagunaan akal manusia secara bener. Juga bukan dimaksudkan untuk menghapuskan kenyataan Maha Gaib atau Tuhan tetapi lebih pada pem,bersihan paham – paham yang salah atas sebab – sebab kejadian, sejauh kemanpuan yang diberikan pada manusia. Apa jadinya nanti kalau kita mengatakan bahwa sebuah kejadian yang semata-mata karena kekuasaan Tuhan ternyata bisa memasuki ruang eksprerimen dan bisa dibuktikan atau digunakan oleh seluruh manusia? Apa jadinya bila sebuah fenomenma dikatakan ghaib atau spiiritual dan hanya bisa diketahuii secara spiritual dan hanya bisa diketahui secara spiritual pula, ternyata ditemukan sarana material eksprerimen untuk mengetahui?
Komentar
Posting Komentar